Papua Punya Bahasa Daerah Terbanyak di Indonesia
Jumlah bahasa daerah di Indonesia tetap meningkat, yaitu dari 668 bahasa pada 2018 jadi 801 bahasa 2019. Papua yang punya 326 bahasa pun jadi provinsi dengan bahasa daerah terbanyak. Lalu, 102 bahasa di Papua Barat, 71 bahasa di Nusa Tenggara Timur, dan 62 bahasa di Maluku. Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah tiap-tiap punya 23 bahasa dan 21 bahasa daerah. Maluku Utara tercatat sebanyak 19 bahasa daerah, Kalimantan Timur 16 bahasa, dan juga Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara 14 bahasa. (Baca: Bahasa Inggris Paling Banyak Digunakan di Internet) Sementara itu, provinsi dengan bahasa daerah paling sedikit adalah DI Yogyakarta dan Kepulauan Riau. Keduanya hanya punya satu bahasa daerah.
Enggannya penduduk di Indonesia selagi ini pakai bahasa daerah, rupanya sudah jadi perhatian para peneliti sejak lama. Tak jikalau oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang sudah jalankan penelitian Hasil Pemetaan Pusat Pengembangan dan Pelindungan periode 1991-2017.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mensinyalir, dari 700 bahasa di Indonesia, yang tersisa hanya kurang lebih 10 % dalam lebih dari satu puluh th. mendatang. Tepatnya hanya kurang lebih 70 bahasa yang tetap eksis. Dalam hasil penelitian teranyar mereka, disebutkan bahwa tetap tersedia 18 bahasa daerah di Indonesia yang vitalitasnya berada dalam suasana aman https://www.idnpedia.com/ .
Ke-18 bahasa daerah di Indonesia yang vitalitasnya berada dalam suasana safe itu pada lain sebanyak 7 bahasa daerah di Papua (Sentani, Awban, Korowai, Tokuni, Biak, Serui, Kuri), dan 3 bahasa daerah di Pulau Jawa (Jawa, Sunda, Madura), 3 bahasa daerah di Sumatra (Aceh, Melayu, Minangkabau).
Kemudian tersedia 3 bahasa daerah di Sulawesi yang vitalitasnya berada dalam suasana aman, yaitu Bahasa Bugis, Makassar, dan Muna. Berikutnya tiap-tiap tersedia 1 (satu) bahasa daerah di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Barat yang vitalitasnya berada dalam suasana aman, yaitu Bahasa Bali, dan Bahasa Sumbawa.
Adapun berdasarkan penilaian energi hidup bahasa, Unesco (2003) menggolongkan enam tingkat suasana bahasa seperti berikut: apa yang membedakan bahasa suatu daerah dengan daerah lainnya
Aman: bahasa dituturkan oleh semua generasi dan transmisi antargenerasi tidak terputus.