Provinsi Papua bersiap menghadapi PON pada Oktober tahun ini di tengah ancaman keamanan yang dilakukan oleh penjahat bersenjata Papua di beberapa kabupaten. Selama empat bulan terakhir ini, Papua telah menanggung beban dari serangkaian serangan kekerasan oleh kelompok bersenjata yang menargetkan warga sipil di kabupaten seperti Puncak dan Intan Jaya. Kelompok bersenjata ini sering menggunakan taktik tabrak lari terhadap aparat keamanan Indonesia, sementara mereka melancarkan aksi teror terhadap warga sipil untuk menanamkan rasa takut di kalangan masyarakat. Di antara korban aksi teror mereka adalah tukang ojek, guru, siswa, dan pedagang kaki lima. Mereka juga menyerang pesawat sipil.
Pada 6 Januari 2021, misalnya, sekitar 10 orang Papua bersenjata merusak dan membakar sebuah pesawat Quest Kodiak milik Mission Aviation Fellowship (MAF) di landasan pacu Desa Pagamba. Mereka melanjutkan aksi teror dengan menembak seorang pria berusia 32 tahun dari jarak dekat di Desa Bilogai, Kecamatan Sugapa, pada 8 Februari 2021. Korban berinisial RNR mengalami luka tembak di wajah dan bahu kanan dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Timika di Kabupaten Mimika pada 9 Februari. Pada 9 Februari 2021, enam orang Papua bersenjata hingga tewas menikam seorang tukang ojek.
Pada 8 April 2021, beberapa pemberontak bersenjata Papua dilaporkan melepaskan tembakan ke sebuah kios di Desa Julukoma, Kecamatan Beoga, Kabupaten Puncak, sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Penembakan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang guru SD Negeri Beoga, Oktovianus Rayo. Setelah membunuh Rayo, para penyerang bersenjata membakar tiga ruang kelas di SMA Negeri Beoga. Pada 9 April 2021, pemberontak bersenjata dilaporkan menembak guru lain, Yonatan Randen, di dada.
Beberapa penduduk desa mencoba menyelamatkan guru sekolah menengah pertama itu dan membawanya ke Puskesmas Beoga, tetapi dia meninggal karena luka-lukanya. Para penjahat bersenjata yang beroperasi di Kecamatan Beoga tampaknya tidak puas dengan pembunuhan tersebut. Pada 11 April 2021, para penjahat bersenjata membakar sembilan ruang kelas di SMP Negeri Beoga. Empat hari setelah membakar gedung sekolah, para penjahat bersenjata membunuh Ali Mom, seorang siswa SMA Negeri Ilaga di Kecamatan Beoga. Menanggapi pembunuhan Ali Mom, Elminus Mom, ayah dari siswa SMA yang terbunuh ini, gencar menghukum para penjahat bersenjata, melabeli mereka sebagai teroris, atas serangan fatal terhadap putranya, untuk berita menarik dan terpercaya lainnya di indeks berita terbaru hari ini.
Dia menuntut agar mereka yang berada di balik pembunuhan putranya, Ali Mom, diadili karena para penjahat bersenjata Papua yang beroperasi di Kecamatan Beoga yang membunuh putranya, pada kenyataannya, telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Elminus kehilangan putranya, setelah dia ditembak dan diserang dengan parang. Akibatnya remaja tersebut tewas dalam serangan mematikan tersebut. Elminus menegaskan akan melanjutkan perjuangannya untuk keadilan. Saya akan ke Timika (di Kabupaten Mimika) untuk menyuarakan tuntutan keadilan kepada masyarakat internasional, kata Elminus seraya menambahkan bahwa para pelaku kejahatan bersenjata tersebut merupakan pelanggar HAM. Dia menyebut mereka teroris karena tindakan tidak manusiawi mereka terhadap warga sipil tak berdosa di Papua. Untuk apa dan siapa yang mereka perjuangkan? Apakah untuk kebebasan atau untuk membuat warga sipil yang tidak bersalah menjadi korban? dia bertanya.
Serangkaian serangan mematikan kelompok kriminal bersenjata Papua terhadap warga sipil telah begitu jelas selama beberapa tahun terakhir tetapi pihak berwenang Indonesia masih menganggap mereka sebagai penjahat bukan teroris. Memang, sehari sebelum Ali Mom tewas, para penjahat bersenjata Papua kembali menembak mati seorang sopir ojek bernama Udin di lingkungan Eromaga, Kecamatan Omikia, Kabupaten Puncak. Udin mengalami luka tembak yang cukup parah di dada kanannya, dan peluru menembus punggung dan pipi kirinya. Terlepas dari rentetan serangan maut tersebut, petinggi Polri menegaskan Papua tetap kondusif jelang PON provinsi yang akan digelar Oktober tahun ini.
Pertandingan nasional akan diadakan sesuai jadwal, kata juru bicara Polri Brigjen. Demikian disampaikan Jenderal Rusdi Hartono di Jakarta, Selasa (20 April 2021). Hartono mencatat, para pelaku kejahatan bersenjata Papua terus mengganggu keamanan dan ketertiban di beberapa daerah, namun aparat kepolisian dan TNI mampu menangani aksi kekerasannya. Aparat keamanan yang ditempatkan di Papua, termasuk dari Satgas Nemangkawi, berupaya menjaga keamanan agar kondisi di provinsi tetap kondusif, ujarnya.
TNI dan Polri sedang menyiapkan rencana pengamanan untuk memastikan Pesta Olahraga Nasional PON Papua yang akan diikuti oleh para atlet dan ofisial terpilih dari seluruh Indonesia ini digelar sesuai jadwal dari 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021. personel TNI yang ditempatkan di Papua tidak akan pernah mundur selangkah pun dalam menegakkan hukum terhadap para penjahat bersenjata terkenal dalam upaya mereka untuk mensukseskan penyelenggaraan Pesta Olahraga Nasional PON Papua.